Berkeringat berarti lemak luruh? Belum tentu, ah! Yuk, “bongkar” bersama mitos dan fakta perihal olahraga bersama dr. Michael Triangto, SpKO
.
Mitos
: Lari di siang hari sambil memakai jaket akan membuat berat badan cepat turun.
Fakta : Udara siang hari memang lebih mudah membuat berkeringat dan jaket akan
membuat tubuh semakin panas. Tapi, yang hilang bukan lemak, melainkan
cairan tubuh. Kebiasaan ini akan membuat organ tubuh lain seperti
jantung dan ginjal terganggu. Pasalnya, kekurangan cairan membuat darah
mengental. Jantung dan ginjal juga bekerja lebih keras memompa dan
menyaring darah.
Mitos
: Semakin banyak berolahraga, semakin bagus.
Fakta : Salah dan begitu pula sebaliknya. Olahraga tak harus selalu berat,
berkeringat juga belum tentu bagus. Olahraga, sama halnya dengan obat,
harus optimal. Jenis, frekuensi, dan intensitas lebih penting agar
tujuan tercapai.
Mitos
: Saya rajin olahraga, jadi saya bisa makan apa saja.
Fakta : Kurang tepat. Bisa makan apa saja tapi bukan berarti kapan saja dan
berapa saja. Jika jumlah kalori yang masuk sesuai dengan jumlah kalori
yang terbuang, tak masalah. Tapi, jika kalori yang masuk lebih banyak
dibandingkan kalori yang keluar, ini jelas salah.
Mitos
: Bersepeda bisa menimbulkan risiko kesehatan, di antaranya mandul.
Fakta : Tidak sepenuhnya benar. Demikian pula dengan risiko kanker. Ketika
bersepeda, memang akan muncul gesekan yang menimbulkan panas. Panas
tersebut dapat mengaktifkan sesuatu yang tadinya tersembunyi. Jika sejak
awal sudah ada masalah seperti bibit kanker, kemungkinan kanker muncul
memang ada. Tapi, bukan berarti bersepeda menjadi penyebabnya. Untuk
mencegahnya, istirahatlah usai bersepeda. Pastikan sirkulasi udara baik,
sehingga “panas” cepat hilang.
Mitos yang mengatakan bahwa bersepeda dapat menyebabkan wanita
kehilangan keperawanan juga salah. Selaput dara berada di dalam dan
tidak mungkin rusak karena bersepeda.
Mitos
: Tidak boleh mandi air dingin setelah olahraga.
Fakta : Kurang tepat. Dari sisi kesehatan, tidak ada pengaruh yang ditimbulkan
suhu air untuk mandi. Tetapi, jika olahraga berat, ada baiknya Anda
bersantai terlebih dahulu sehingga badan tidak terlalu berkeringat. Ini
pun lebih ditujukan untuk alasan kenyamanan. Jika kita mandi dalam
keadaan berkeringat, badan akan tetap berkeringat usai mandi, sehingga
menimbulkan ketidaknyamanan.
Mitos
: Sit-up
mampu memangkas lemak perut.
Fakta : Tidak sepenuhnya benar. Berjalan kaki saja sebenarnya mampu memangkas lemak perut. Lagi pula efek sit-up
di setiap orang juga tidak sama, tergantung berat badan dan tinggi tubuh.
Mitos
: Olahraga malam hari akan membuat lapar dan menggagalkan diet.
Fakta : Salah. Olahraga malam hari tidak meningkatkan nafsu makan. Tapi, jika
olahraga terlalu berat, Anda akan kesulitan tidur. Nah, di saat seperti
ini, biasanya orang akan makan atau mengemil. Atau, jika memilih tidur
dalam keadaan lapar, orang akan bangun dalam keadaan lapar berat.
Mitos
: Wanita yang berolahraga angkat beban akan memiliki tubuh seperti pria.
Fakta :
Tidak benar. Wanita tidak harus menghindari jenis olahraga ini.
Kalaupun ada wanita yang memiliki otot seperti pria, dipastikan karena
pengaruh luar, misalnya mengonsumsi hormon testosteron.
Mitos
: Olahraga itu harus sakit. No pain, no gain
.
Fakta : Tergantung tujuan. Kalau tujuannya untuk menjadi atlet, memang harus
berolahraga di atas rata-rata. Tapi, jika hanya ingin mendapat tubuh
sehat, filosofi ini jelas salah. Olahraga berat juga harus dilakukan
setelah Anda berkonsultasi dengan dokter dan mendapatkan persetujuannya.
Alasannya, supaya cedera permanen dapat dicegah.
Mitos
: Berenang adalah olahraga paling tepat untuk mengurangi lemak.
Fakta : Salah. Olahraga di air justru membuat suhu tubuh dingin, sehingga mudah membuat lapar.
Perhatikan Tiga Tanda
Olahraga, menurut dr. Michael Triangto SpKO., tak ubahnya seperti
pakaian. “Olahraga sifatnya tailor-made, disesuaikan per orang dan
tujuannya. Apakah tujuannya berolahraga sebagai karier seperti atlet
atau sekadar menjaga kebugaran?” ujar Michael.
Ada tiga cara mudah untuk mengetahui apakah olahraga yang sudah
dilakukan cocok dengan orang tertentu. Pertama, ketahui denyut nadi
normal setiap pagi ketika bngun tidur. “Denyut nadi normal adalah 60
kali per menit. Jika setelah melakukan olahraga, Anda menemukan jumlah
denyut pagi hari bertambah, berarti ada yang salah dengan jenis atau
intensitas olahraga yang dilakukan.”
Kedua, jelas Michael, “Setelah memulai olahraga, apa yang dirasakan
ketika bangun pagi? Jika badan sakit dan malah jadi malas beraktivitas,
berarti ada yang salah.” Ketiga, lakukan pemeriksaan tekanan darah dan
suhu tubuh dengan rutin. Lalu, bandingkan hasilnya sebelum dan sesudah
berolahraga. Jika hasilnya berbeda, “Berarti ada yang salah dalam
berolahraga.”
Jika merasakan tiga tanda-tanda salah olahraga tersebut selama
beberapa hari, “Segera konsultasi ke dokter untuk menemukan penyebab dan
mencari solusinya,” saran Michael.