BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang
perlu berinteraksi, butuh berkomunikasi dengan menusia lain. Interaksi terasa
semakin penting pada saat manusia ingin menampilkan eksistensi diri agar
keberadaan dirinya di antara manusia lain dapat diakui. Kemudian juga terasa
sangat perlu dilakukan karena dorongan sosial-kultur, yang mendesak dan
bergejolak ingin menyampaikan sesuatu kepada orang lain serta bisa memahami
pesan yang disampaikan orang lain secara resiprokal, dapat saling memberi,
saling menerima, saling memahami, dan saling mafhum.
Supaya interaksi dapat berlangsung
interaktif, tentu membutuhkan alat, sarana atau media, dan yang paling utama
digunakan manusia adalah BAHASA.
Ilmu Bahasa, Studi Bahasa, kajian
tentang bahasa, sekarang sudah bersifat universal. Demikian pula pendidikan
bahasa dan pembelajaran bahasa setiap jenjang pendidikan pada era globalisasi
ini amat sangat diperlukan. Oleh karena itu, pengajaran bahasa, khususnya
bahasa Indonesia, telah ditanamkan kepada anak sejak di usia dini. Hal ini
dapat dilihat dari pengajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar khususnya di
kelas rendah oleh para pendidik/guru.
Berhasil atau tidaknya seorang pendidik
mengajarkan bahasa Indonesia yang baik dan benar kepada anak didiknya, dapat
dilihat dari metode pengajaran yang digunakan pendidik tersebut dan bagaimana
respons dari anak didiknya. Jika seorang pendidik memakai suatu metode tertentu
dengan baik dan benar ketika mengajar maka anak didiknya pun akan merespons
pesan atau informasi yang diberikan pendidik tersebut dengan baik pula.
Begitupun sebaliknya.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan pengajaran bahasa Indonesia dan apa saja fungsinya?
2.
Bagaimana pelaksanaan pengajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah?
3. Metode
apa saja yang digunakan dalam pengajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah?
4. Teknik
apa saja yang digunakan dalam pengajaran Bahasa Indonesia?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian dari pengajaran bahasa Indonesia
2. Untuk
mengetahui pelaksanaan pengajaran bahasa Indonesia
3. Untuk
mengetahui metode metode yang digunakan dalam pengajaran bahasa Indonesia
4. Untuk
mengetahui teknik teknik yang digunakan dalam pengajaran bahasa Indonesia
D.
Manfaat
Untuk menambah pengetahuan tentang
pengajaran pembelajaran bahasa Indonesia. Untuk gambaran tentang bagaimana
seharusnya guru mengajarkan bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dengan benar.
E.
Sistematika Laporan Makalah
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang
masalah
B. Rumusan
masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
E. Sistematika
laporan makalah
Bab II Pembahasan
A. Pengajaran Bahasa
Indonesia dan Fungsinya
B. Pelaksanaan
pengajaran bahasa Indonesia
C. Metode metode
pengajaran bahasa Indonesia
D. Teknik-teknik
pengajaran bahasa Indonesia
Bab III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengajaran Bahasa Indonesia dan Fungsinya
Pengajaran Bahasa Indonesia (MK,
1991) adalah proses mengajar atau mengajarkan Bahasa Indonesia. Tujuan utamanya
adalah siswa mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, baik secara lisan
maupun tulisan. Bahasa Indonesia diajarkan kepada siswa dengan kedudukan
sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara. Dalam mempelajari Bahasa Indonesia,
siswa sudah memiliki bahasa pertama yaitu bahasa daerah. Oleh karena itu,
pengajaran Bahasa Indonesia ini merupakan pengajaran bahasa kedua setelah
bahasa daerah.
Menurut Bachman memandang bahwa
pengajaran bahasa kedua (Rosmana, 2008) adalah pemberdayaan sejumlah kompetensi
siswa untuk berkomunikasi dengan bahasa tertentu. Ada 5 kompetensi yang harus
diberdayakan dalam diri siswa ;
1.
Kompetensi kebiasaan
2.
Kompetensi kognitif (skemata)
3.
Kompetensi strategi produktif
4.
Kompetensi mekanisme psikofisik
5.
Kompetensi kontekstual
Pengajaran Bahasa Indonesia yang
dilaksanakan di Sekolah Dasar adalah mengjarkan bahasa Indonesia yang
berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Untuk itu, fungsi
pengajaran Bahasa Indonesia, selain untuk meningkatkan kemampuan komunikasi
siswa, ada fungsi lainnya yaitu :
1. Sarana
pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa.
2. Sarana
peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia dalam rangka
pelestarian dan pengembangan budaya.
3. Sarana
peningkatan pengetahuan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Sarana
penyebarluasan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan
konteks untuk berbagai keperluan dan berbagai masalah.
5. Sarana
pengembangan kemampuan intelektual / penalaran (Depdiknas, 1994).
Oleh karena itu, pengajaran Bahasa
Indonesia dapat dipandang sebagai upaya mengindonesiakan anak-anak Indonesia
melalui Bahasa Indonesia.
B.
Pelaksanaan Pengajaran Bahasa Indonesia
Bahasa sebagai alat komunikasi
digunakan untuk bermacam-macam fungsi sesuai dengan apa yang ingin disampaikan
oleh penutur. Dalam pelaksanaannya, bermacam-macam fungsi tersebut dapat
dipadukan melalui berbagai kegiatan pembelajaran (bermain peran, percakapan
mengenai topic tertentu, menulis karangan, dan sebagainya).
Landasan formal pengajaran Bahasa
Indonesia adalah Kurikulum Bahasa Indonesia yang ditetapkan oleh pemerintah.
Dikemukakan dalam Kurikulum (GBPP) Bahasa Indonesia SD bahwa pengajaran Bahasa
Indonesia pada hakikatnya belajar berkomunikasi dan peningkatan kemampuan siswa
dalam berbahasa Indonesia lisan maupun tulisan.
Berdasarkan penjelasan dalam Kurikulum
Bahasa dan Sastra Indonesia SD, bahwa bahan pembelajaran kebahasaan mencakup
lafal, ejaan dan tanda baca, kosakata, struktur, paragraph, dan wacana. Lafal
yang baik dan wajar perlu diperkenalkan sejak dini, termasuk cara pengucapan
yang jelas dan intonasi yang wajar sesuai dengan situasi kebahasaan. Ejaan dan
tanda baca diajarkan tahap demi tahap untuk membiasakan siswa menggunakannya
baik untuk kegiatan membaca meupun menulis dengan tingkat ketelitian dan
pemahaman yang tinggi. Ketelitian di dalam ejaan dan tanda baca diperlukan di
dunia modern. Misalnya untuk memahami atau menyusun dokumen penting dan
penggunaan komputer. Sarana penahapan dan penyebaran pembelajaran mengenai
lafal, intonasi, ejaan, dab tanda baca, untuk siswa yang berkemampuan lebih
tinggi, butir-butir pada tahapan kemudian dapat diperkenalkan lebih awal.
Pembelajaran kosakata, struktur, paragraf, dan wacana bukan berupa penyajian
kaidah atau peristilahan, melainkan berupa kegiatan memahami dan menggunakan
kosakata dan struktur. Jadi, penekanan pembelajaran kosakata, struktur,
paragraf, dan wacana bukan pada pembahasan bagian-bagian kalimat, paragraf,
atau wacana, melainkan pada pengembangan gagasan melalui hubungan antar
kalimat, antar kalimat dalam paragraf, dan antar paragraf menjadi wacana yang
utuh.
Penulisan huruf kapital juga masih banyak
yang tidak diperhatikan. Misalnya ketika terdapat nama hari di tengah-tengah
kalimat. Kebanyakan dari mereka menuliskannya dengan huruf kecil. Begitu juga
penulisan nama orang.
Oleh sebab itu, guru harus sering
memperingatkan siswa tentang kesalahan penulisan tersebut. Sehingga siswa dapat
memperbaiki dan membiasakannya sampai seterusnya.
C.
Metode pengajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah
Menurut GBPP 1984 yang memuat empat
belas metode pengajaran bahasa. Metode-metode sebagai berikut ini (Resmini,
2006):
1.
Metode Penugasan
2.
Metode Eksperimen
3.
Metode Proyek
4.
Metode Diskusi
5.
Metode Widyawisata
6. Metode
Bermain Peran
7. Metode Demontrasi
8. Metode Sosiodrama
9.
Metode Pemecahan Masalah
10. Metode Tanya-Jawab
11.
Metode
Latihan
12. Metode Ceramah
13. Metode Bercerita
14. Metode Pameran Tarigan
Sedangkan untuk sekarang metode lebih
meliputi, pemilihan bahan, penentuan urutan bahan, pengembangan bahan,
rancangan evaluasi dan remedial. berikut ini adalah metode yang digunakan dalam
Kurikulum 2004 maka langkah dilakukan setelah guru menetapkan kompetensi dasar
beserta indikato -indikatornya. Beberapa metode ini digunakan secara terpisah
maupun digabungkan dengan metode lain atau beberapa metode dalam pelaksanaannya.
1. Metode
Langsung
Metode ini menerapkan secara langsung
semua aspek dalam bahasa yang diajarkan. Misalnya, dalam suatu pembelajaran
pelajaran bahasa Indonesia didaerah bahasa pengantar dikelas adalah bahasa
Indonesia tanpa diselingi bahasa daerah/bahasa ibu.
2. Metode
Alamiah
Metode ini berprinsip bahwa mengajar
bahasa baru (seperti bahasa kedua) harus sesuia dengan kebiasaan belajar bahasa
yang sesungguhnya seperti yang dilalui anak-anak ketika belajar bahasa
ibunya.proses alamiah sangat berpengaruh pada metode ini.
3. Metode
Tatabahasa
Metode ini memusatkan pada pembelajaran
vokabulerr (kosakata), kelebihan metode ini terletak pada kesederhanaannya dan
sangat mudah dalam pelaksanaannya.
4. Metode
Terjemahan
Metode terjemahan (the translation
method) adalah metode yang lazim digunakan dalam pengajaran bahasa asing,
termasuk alam pengajaran bahasa Indonesia yang umumnya merupakan bahasa kedua
setelah bahasa penggunaan bahasa ibu/daerah.
5. Metode
Pembatasan Bahasa
Metode ini menekankan pada pembatasan
dan penggradasian kosakata dan struktur bahasa yang akan diajarkan, kata-kata
dan pola kalimat yang tinggi pemakaiannya dimasyarakat diambil sebagai sumber
bacaan dan latihan penggunaan bahasa.
6. Metode
Linguistik
Prinsip metode ini adalah pendekatan
ilmiah karena yang menjadi landasan pembelajaran adalah hasil dari penelitian
para linguis (ahli bahasa). Urutan penyajian bahan pembelajaran disusun sesuai
tahap-tahap kesukaran yang mungkin dialami siswa.
Dengan demikian pada metode ini tidak
dilarang menggunakan bahasa ibu murid, karena bahasa ibu murid akan memperkuat
pemahaman bahasa tersebut.
7. Metode
SAS
Metode SAS (Struktural Analitik
Sintetik) bersumber pada ilmu jiwa yang berpandangan bahwa pengamatan dan
penglihatan pertama manusia adalah global atau bersifat menyeluruh. Dengan
demikian segala sesuatu yang diperkenalkan pada murid haruslah mulai ditunjukan
dan diperkenalkan struktur totalitasnya atau secara global.
8. Metode
Bibahasa
Metode ini hampir sama dengan metode
linguistik, bahasa ibu murid digunakan untuk menerangkan perbedaan–perbedaan
fonetik, kosakata, struktur kalimat dan tata bahasa kedua bahasa itu.
9. Metode
Unit
Metode ini berdasarkan pada 5 tahap,
yaitu:
a. mempersiapkan murid untuk menerima pengajaran
b. penyajian bahan
c. bimbingan melalui proses induksi
d. generalisai dan penggunaannya di sekolah dasar
a. mempersiapkan murid untuk menerima pengajaran
b. penyajian bahan
c. bimbingan melalui proses induksi
d. generalisai dan penggunaannya di sekolah dasar
Perencanaan atau disebut desain yang
disusun di depan kelas. Ada tiga tahapan kegiatan teknik di depan kelas.
Pertama, kegiatan penyajian dan penjelasan bahan pembelajaran. Kedua, kegiatan
latihan yang dilaksanakan oleh siswa dalam rangka memahami bahan pembelajaran.
Ketiga, kegiatan umpan balik untuk menentukan arah kegiatan belajar berikutnya
sekaligus merupakan pengulangan atau lanjutan kegiatan belajar berikutnya.
D.
Teknik pengajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah
Setelah memahami metode pembelajaran
bahasa guru juga harus mengetahui teknik-teknik atau strategi pengajaran yang
lazim digunakan. Teknik bersifat prosedural. Teknik yang baik dijabarkan metode
dan serasi dengan pendekatan. Berikut sejumlah teknik pengajaran bahasa
Indonesia yang biasa dipraktikan guru bahasa Indonesia.
1. Teknik
Ceramah
Pelaksanaan teknik ceramah dikelas
rendah dapat berbentuk cerita kenyataan, dongeng atau informasi tentang ilmu
pengetahuan.
2. Teknik
Tanya Jawab
Teknik tanya jawab dapat diterapkan
pada latihan keterampialn menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Selain guru
bertanya pada murid, murid juga dapat bertanya pada guru.
3. Teknik
Diskusi Kelompok
Teknik ini dapat dilakukan di kelas
rendah dengan bimbingan guru. Peran guru terutama dalam pemilihan bahan
diskusi, pemilihan ketua kelompok dan memotivasi siswa lainnya agar mau
berbicara atau bertanya.
4. Teknik
Pemberian Tugas
Teknik ini bertujuan agar siswa lebih
aktif dalam mendalami pelajaran dan memiliki keterampilan tertentu, untuk siswa
kelas rendah tugas individual seperti membuat catatan kegiatan harian atau
disuruh menghapal puisi atau lagu.
5. Teknik
Bermain Peran
Teknik ini bertujuan agar siswa
menghayati kejadian atau peran seseorang dalam hubungan sosialnya. Dalam
bermain peran siswa dapat mencoba menempatkan diri sebagai tokoh atau pribadi
tertentu, misal: sebagai guru, sopir, dokter, pedagang, hewan, dan tumbuhan.
Setelah itu diharapkan siswa dapat menghargai jasa dan peranan orang lain, alam
dalam kehidupannya.
6. Teknik
Karya Wisata
Teknik ini dilaksanakan dengan cara
membawa langsung siswa kepada obyek yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Misalkan
: museum, kebun binatang, tempat pameran atau tempat karya wisata lainnya.
7. Teknik
Sinektik
Strategi pengajaran sinektik merupakan
susatu strategi untuk menjadikan suatau masyarakat intelektual yang menyediakan
berbagai siswa untuk bertindak kreatif dan menjelajahi gagasan-gagasan baru
dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan alam, teknologi, bahasa dan seni.
Kelebihan teknik ini antara lain:
1.
Strategi ini bermanfaaat untuk mengembangkan pengertian baru pada diri siswa
tenang sesuatu masalah sehingga dia sadar bagaimana bertingkah laku dalam
situasi tertentu.
2.
Strategi ini bermanfaat karena dapat mengembangkan kejelasan pengertian dan
internalisasi pada diri siswa tentang materi baru.
3.
Strategi ini dapat mengmbangkan berpikir kreatif, baik pada diri siswa maupun
pada guru.
4.
Strategi ini dilaksanakan dalam suasana kebebasan intelektual dan kesamaan
martabat antara siswa.
5.
Strategi ini membantu siswa menemukan cara berpikir baru dalam memecahkan suatu
masalah.
BAB III KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
khususnya kelas 2, akan menjadi sangat efektif, bermakna, dan berhasil mencapai
tujuan jika guru mempertimbangkan berbagai faktor yang ada pada siswanya
seperti motivasi, tipe belajar, lingkungan belajar yang disenangi, kelemahan
dan kelebihan yang dimiliki siswa.
Peran aktif guru dalam penyampaian
materi pelajaran Bahasa Indonesia di kelas sangat menentukan diterima atau
tidaknya pesan dan informasi oleh siswa. Kesalahan-kesalahan siswa dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia harus dapat dijadikan motivasi siswa untuk
belajar memperbaiki kesalahan tersebut dan mengetahui kebenaran atas kesalahan
tersebut. Di sinilah peran guru untuk meluruskan dan mengarahkannya.
Metode- metode yang digunakan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia antara lain : metode langsung, metode alamiah,
metode tata bahasa, metode terjemahan, metode linguistik,metode pembatasan
bahasa, metode SAS, metode bibahasa dan metode unit.
Teknik teknik yang digunakan
dalam pembelajaran bahasa Indonesia antara lain : teknik ceramah, teknik Tanya
jawab, teknik diskusi kelompok, teknik pemberian tugas, teknik bermain peran,
teknik karya wisata dan teknik sinektik.
B.
Saran
Kita sebagai calon guru yang akan
mengajar di sekolah Dasar hendaknya mengetahui tentang apa apa saja yang harus
dipahami oleh kita sebagai calon guru. Jangan sampai kita mengajar dengan asal
asalan karena itu akan membuat ketidak nyamanan bagi siswa. Di biasakan setiap
kita akan mengajar kita terlebih dahulu harus mempunyai rencana pembelajaran
atau yang biasa di sebut RPP, mengapa demikian agar pembelajaran kita
terencana. Jadi kita dapat mengetahui tema apa yang akan di bahas metode apa
saja yang akan digunakan dan teknik apa saja yang akan dipakai. Oleh karena itu
kita harus selaku calon guru harus mengetahui teori-teori tersebut sehingga
dapat dituangkan dalam proses pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
(n.d.). Retrieved from http://berita.balihita.com/metode-dan-strategi-pembelajaran-bahasa-indonesia.html
Ahmadi, M. (1990). Dasar Dasar
Komposisi Bahasa Indonesia. Malang: y3A.
Alwasilah, A. c. (1992). Kuliah
Dasar-Dasar Teori Linguistik. Bandung: Tunas Putra.
Budiningsih, C. A. (2004). Belajar
dan Pembelajaran . Jakarta : Rineka Cipta.
Hermawan, A. H. (2007). Belajar dan
Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS.
MK, S. A. (1991). Bahasa Indonesia
1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Resmini, N. (2006). Membaca dan
Menulis di SD Teori dan Pengajarannya. Bandung: UPI PRESS.
Rosmana, I. A. (2008). Pendidikan
Bahasa Indonesa. Bandung: Sonagar Press.
Sudjana, N. (2005). Dasar Dasar
Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Syafi’ie, I. (1996). Terampil
Berbahasa Indonesia I. Jakarta: Balai Pustaka.