KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Yang telah memberikan
karunia dan lindungan-Nya disertai keteguhan dan kesabaran hati,begitu besar
rasa syukur yang dirasakan, karena berkat Ridho-Nyalah sehingga akhirnya laporan
studi kasus ini dapat diselesaikan. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Bimbingan Pribadi/Sosial.
Laporan ini berisi
hasil studi kasus yang dilakukan selama beberapa waktu di salah satu
rumah siswa di patumbak.
Dalam
penulisan ini, penyusun menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari
semua pihak tidak mungkin dapat diselesaikan. Oleh karena itu, ucapan terima kasih
yang tak terhingga penyusun sampaikan terutama kepada Segenap pihak yang telah banyak membantu kelancaran studi
kasus ini, juga kepada Dosen pembimbing dalam mata kuliah Bimbingan Pribadi
Sosial atas bimbingannya, beserta rekan-rekan sejawat yang telah banyak
berpartisipasi.
Dengan
rasa rendah hati, Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi penyajian, penulisan, dan penggunaan tata bahasa.
Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
untuk perbaikkan dimasa yang akan datang. Walaupun demikian penyusun mengharapkan
laporan studi kasus ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 12
Juni 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar………………………………………………………………………….....
Daftar
Isi……………………………………………………………………………………
BAB
I. PENDAHULUAN………………………………………………………………….
A.
Latar Belakang……………………………………………………………………..
B.
Tujuan………………………………………………………………………………
C.
Lokasi dan Waktu………………………………………………………………….
D.
Metode………………………………………………………………………………
BAB
II. PEMBAHASAN………………...………………………………………………...
A.
Identifikasi……………………………………………………….………………....
B.
Diagnosis………………………………………..………………………………......
C.
Prognosis……………………………………………………………………...........
D.
Treatment………………………………………………………………………..…
E.
Evaluasi……………………………………………………………………………..
F.
Tindak Lanjut……………………………………………………………………...
BAB
III. PENUTUP……………………………………………........................................
A.
Kesimpulan…………………………………………………………………………
B.
Saran……….………………………………………………………………............
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...………….
LAMPIRAN……………………………………………………………………...…………
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap siswa yang ada tentunya mempunyai
masalah dan akan sangat beragam. Permasalahan yang ada dalam lingkungan siswa
dapat bersifat pribadi, sosial, belajar, atau karier. Oleh karena keterbatasan
kematangan siswa dalam mengenali dan memahami hambatan maka sebagai konselor
yang berkompeten, sudah turut ambil andil di dalamnya dalam penanganannya.
Konselor sekolah mempunyai
tugas untuk memberikan pelayanan dan membantu siswa agar dapat mengembangkan
potensinya secara utuh. Adapun salah satu cara yang dapat di ambil untuk dapat
membantu klien yang mengalami masalah adalah dengan menggunakan studi kasus.
Studi kasus adalah
suatu cara memperoleh data selengkap-lengkapnya tentang individu. Data tersebut
diolah dan dianalisis, kemudian hasilnya akan dapat digunakan untuk menduga
permasalahan dari individu, sehingga dapat di berikan layanan bimbingan
dan/konseling setepat mungkin. Melalui studi kasus ini seorang konselor akan
dapat memahami siswanya secara mendalam. Konselor akan mampu memperoleh
informasi tentang sebab-sebab
timbulnya masalah serta untuk menentukan langkah-langkah penanganan terhadap masalah yang dialami siswa tersebut.
Berdasarkan dari
pemaparan yang ada di atas maka dari itu dilakukan studi kasus secara nyata dirumah
klien yang bersangkutan untuk mendalami suatu permasalahan dari dirinya.
B. Tujuan
Tujuan yang yang ingin dicapai dari kegiatan studi kasus ini
adalah:
1.
Untuk
Memperoleh gambaran tentang penelitian yang berupa studi kasus dan
mempersiapkan diri dalam penyusunan skripsi disemester atas.
2.
Untuk
Memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Pribadi/Sosial.
C. Lokasi dan waktu
Adapun lokasi dan waktu pelaksanaan praktek lapangan sebagai
berikut :
1. Lokasi /
Setting
Kegiatan ini berlangsung dirumah
klien di Jl. Pertahanan Ujung Desa Patumbak 1, Dusun V Kongsi No 99
2. Waktu
Pelaksanaan studi ini dilaksanakan
pada tanggal 07 Mei 2016.
D.
Metode
Pengumpulan Data
Dalam kegiatan studi kasus ini pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan metode pengumpulan data yakni melalui wawancara dengan
penjelasan sebagai berikut :
·
Wawancara
Wawancara
merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data tentang anak atau individu
lain dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face to face
relation). Wawancara dalam studi kasus ini selain di lakukan dengan siswa
bersangkutan / konseli juga di lakukan dengan guru Bk .
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Identifikasi
a. Identifikasi kasus
Identifikasi
kasus adalah menyangkut siapa individu atau sejumlah individu yang dapat
ditandai atau diduga bermasalah atau memerlukan layanan bantuan. Berikut adalah
siswa yang dijadikan siswa kasus / konseli.
·
Data berdasarkan biodata siswa
Keterangan Pribadi
1.
Nama Lengkap :
HM ( Inisial)
2.
Kelas : XI
3.
Sekolah : SMA
PAB 9 PATUMBAK
4.
Jenis Kelamin :
Perempuan
5.
Tempat tanggal lahir : Patumbak, 04 April 1998
6.
Agama :
Islam
7.
Cita-Cita :
Guru
8.
Hoby :
Membaca buku
9.
Alamat Rumah :
Jl. Pertahanan Ujung Desa Patumbak 1
10. Suku
:
Jawa
11. Kewarganegaraan
: Indonesia
12. Bahasa
sehari – hari : Indonesia
Keadaan Jasmani
1. Tinggi
badan
:
145 cm
2. Berat
badan
:
42 kg
3. Warna
kulit
:
Sawo matang kecoklatan
4. Warna
rambut
:
Hitam
5. Bentuk
muka
:
Bulat
Keterangan Tempat Tinggal
1.
Tinggal Dengan
: Orang tua.
2.
Ke sekolah Dengan
: Jalan kaki .
Keterangan Lainnya
1.
Penampilan
Ekspresi Wajah
: Datar dan
Kerapian
: Cukup dan perlu ditingkatkan.
Suara
: Pelan
2.
Tipe Pergaulan
: Suka menyendiri, pendiam
3.
Kegiatan Di Luar Sekolah : -
·
Data
berdasarkan wawancara
Dari hasil wawancara dengan siswa / konseli di dapatkan informasi
tentang pribadi sosialnya yaitu :
-
Tidak begitu percaya diri untuk memiliki sebuah
cita-cita
-
Malu berbicara dikhalayak ramai
-
Merasa diri kurang menarik
b. Identifikasi masalah
Dari
berbagai informasi yang telah diperoleh melalui pengumpulan data seperti wawancara,
maka gambaran umum permasalahan yang diperoleh menyangkut pada bidang pribadi
dan sosialnya. Adapun karakteristiknya di jabarkan sebagai berikut :
·
Ketidakpercayaan diri dalam menyusun
cita-cita.
·
Malu.
·
Merasa diri kurang menarik.
B. Diagnosis
Diagnosa merupakan kegiatan yang diambil untuk menetapkan
faktor-faktor penyebabnya berdasarkan hasil identifikasi masalah. Oleh karena
itu, berikut akan dijabarkan mengenai hasil dari diagnosa yang diperoleh yakni meningkatkan
rasa percaya diri yang rendah dalam hal ini dalam menentukan cita-cita.
Masa remaja adalah masa
yang sangat penting bagi perkembangan pada masa-masa selanjutnya, karena masa
remaja menjadi dasar berhasil atau tidaknya seseorang menjalani kenyataan hidup
pada masa selanjutnya. Pada masa ini remaja akan berusaha menemukan jati diri,
mencapai kemandirian emosional, kematangan hubungan social, dan mempersiapkan
diri
rasa percaya diri
merupakan suatu bentuk keyakinan akan kemampuan yang dimilikinya sendiri, tanpa
adanya rasa takut, khawatir maupun jenis tekanan perasaan lainnya. Coba Anda
bayangkan, ketika Anda memiliki mental yang kuat dan rasa percaya diri yang
baik, maka Anda akan memiliki energi, atau semangat tersendiri dalam mewujudkan
impian dan cita-cita Anda dengan baik.
Namun, tidak semua
orang bisa memiliki mental yang kuat dan rasa percaya diri yang baik. Bahkan,
didunia ini semua orang pernah mengalami rendah diri atau perasaan untuk tidak
percaya diri dan mengalami tekanan perasaan seperti gelisah, minder, grogi, dan
yang lainnya. Hal yang wajar ketika Anda mengalami mental blok, atau tekanan
perasaan ketika Anda baru pertama kali melakukan hal itu. Yang menjadi tidak
wajar adalah ketika Anda merasakan berbagai macam tekanan atau mental Anda
selalu lemah padahal tidak ada penyebab yang pasti. Atau Anda yang memiliki
berbagai macam skill, bakat, kemampuan serta berwawasan tinggi merasa minder,
takut untuk melakukan hal yang mudah bagi diri Anda.
Jadi disimpulkan bahwa
masalah yang di alami siswa / konseli di sebabkan faktor antara lain yaitu :
1. Kepercayaan
diri yang kurang pada klien dalam menyusun cita-cita.
2. TIdak
kuat mental
3. Minder
C.
Prognosis
Prognosis merupakan
estimasi alternatif pemecahan masalah yang mungkin di lakukan berdasarkan hasil
diagnosis.
Dari hasil diagnosis
diatas, maka rencana bantuan/ treatmen yang dapat diberikan kepada siswa / konseli
dalam usaha untuk memecahkan masalahnya yaitu :
1.
Pemberian bantuan konseling gestalt
dengan teknik kursi kosong
2. Bimbingan
pribadi melalui konseling perorangan (KPO).
Pengambilan bentuk
treatmen di dasari pada beberapa landasan yang berkaitan dengan permasalahan
siswa / konseli. Pertama pemberian bantuan konseling gestalt dengan teknik
kursi kosong di dasari karena adanya unsur ketidakpercayaan diri yang di
temukan pada diri konseli yang menyebabkan ia bingung akan hidup ke depannya.
Konsep dari pendekatan gestalt dengan teknik kursi kosong sendiri adalah untuk
membantu konseli dalam memecahkan masalah-masalah interpersonal yang ada dalam
dirinya, seperti rasa kurang percaya diri tadi, sehingga konseli bisa memiliki
kesadaran secara utuh akan dirinya, dan ia akan mencari dan menemukan apa yang
di perlukan untuk dirinya. Konseli akan menjadi
sadar akan apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka melakukan itu, dan
bagaimana mereka mengubah diri dan pada waktu yang sama untuk belajar menerima
dan menghargai diri mereka sendiri. Di harapkan mereka akan menyadari bahwa
percaya diri sangat penting untuk kehidupan mereka lebih baik ke depannya.
Kedua
adalah pemberian bimbingan dan konseling kelompok (KPO). Dengan konseling ini
individu akan diberikan penguatan untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan
rasa percaya diri melalui face to face atau tatap muka.
D.
Treatment
Treatment
atau lazimnya disebut perlakuan merupakan tindakan menetapkan dan melakukan
cara yang tepat dalam mengatasi kesulitan atau masalah kasus dengan program
yang teratur dan sistematis.
Adapun
treatment bantuan yang dapat di berikan kepada konseli yaitu :
1.
Pemberian bantuan konseling gestalt
dengan teknik kursi kosong, di gunakan untuk membantu konseli dalam memecahkan
masalah-masalah interpersonal yang ada dalam dirinya.
Tahapan pemberian
bantuan konseling gestalt dengan kursi kosong di laksanakan sebagai berikut :
a. Praktikan
memberitahukan bagaimana aturan main
dari permainan peran ini.
b. Siswa
diminta agar ia bisa menghadapkan suatu situasi, dimana, kapan ia harus
berperan sebagai top dog dan kapan ia harus memainkan peran sebagai under dog.
c. Saat
ia bermain peran dalam teknik kursi kosong, siswa diminta agar benar-benar
memainkan perannya sesuai dengan kondisi sebenarnya (serius). Contoh saat ia
senang ia harus dapat mengungkapkan kegembiraannya tersebut begitu sebaliknya
saat ia sedang sedih ia harus dapat mengungkapkan perasaannya tersebut. Dalam
hal ini siswa perlu secara sungguh-sungguh memperlihatkan bagaimana keadaan
optimis dan pesimisnya akan masalah cita-citanya.
d. Setelah
permainan peran berakhir siswa diminta untuk mendignosis akan perasaan-perasaan
yang dialaminya.
e. Mengevaluasi
seberapa evektif akan keberhasilan dalam pengungkapan perasaan siswa.
2.
Bimbingan Konseling
Individu (KPO)
Memberi
treatment dengan cara memberikan penguatan berupa tips-tips agar individu dapat
meningkatkan rasa percaya diri,yaitu :
Ø
Kenali rasa ketidaknyamanan yang Anda rasakan
saat ini dan buanglah rasa yang membuat Anda tidak nyaman itu.
Ø
Jadilah diri sendiri dan jangan mencoba untuk
meniru orang lain, jika Anda tidak punya kemampuan untuk meniru.
Ø
Gali kemampuan yang anda miliki
Ø
Biasakan untuk melatih mental Anda, terutama
dalam berbicara dan berpendapat
Ø
Pengetahuan yang luas dengan sendirinya mampu
untuk meningkatkan rasa percaya diri Anda
Ø
Jangan pernah takut untuk mencoba
Ø
Saat pertama kali melakukan akan terasa sulit,
namun kesulitan itulah yang akan membuat Anda lebih percaya diri
Ø
Tidak mencoba untuk diam ditempat, karena
tindakan yang Anda lakukan merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi percaya
diri Anda yang lemah
Ø
Berpenampilan rapi, menarik dan sopan
Ø
Berperan aktif dalam sebuah organisasi.
Ø
Raih masa depan yang gemilang
E. Evaluasi
Evaluasi
merupakan suatu cara yang ditempuh untuk melihat seberapa jauh efek atau
pengaruh yang diberikan bagi pemecahan masalah yang ada. Segi keberhasilan dan
tidaknya perlakuan yang telah diberikan dijabarkan sebagai berikut :
1.
Dari sisi keberhasilan
a.
Siswa bersangkutan
mengetahui informasi tentang tips meningkatkan rasa percaya diri.
b.
Siswa menyadari akan
masalahnya.
2.
Dari sisi ketidakberhasilan
a. Siswa masih belum menampakkan rasa percaya diri yang
diharapkan.
b. Siswa kurang mau berpartisipasi dalam konseling yang
dilakukan, akibatnya proses konseling agak terhambat karena siswa begitu tak
mau membuka diri.
F.
Tindak Lanjut ( Follow Up )
Tindak
lanjut (Follow Up) merupakan upaya
yang dilakukan konselor untuk mengikuti perkembangan klien selanjutnya. Tindak
lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kemajuan yang
dialami klien atas bantuan yang telah diberikan.
Adapun
langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan ini antara lain :
- Memberikan motivasi kepada
siswa untuk selalu giat belajar dan percaya sepenuhnya pada kemampuan
yang dimilikinya, sehingga ia mampu
menata cita-citanya dengan penuh percaya diri sesuai potensinya.
- Menyarankan kepada guru pamong BK agar senantiasa
memberikan perhatian kepada siswanya, khususnya dalam belajar serta
memberikan motivasi kepada siswa dalam pembelajarannya.. Selain itu, orang
tua juga perlu di beritahukan agar mendukung keinginan siswa yang
berhubungan dengan cita-citanya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
dari hasil studi kasus yang dilaksanakan dirumah klien maka di ambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Studi
kasus adalah suatu cara memperoleh data selengkap-lengkapnya tentang individu,
terdiri dari identifikasi, diagnosis, prognosis, treatmen, evaluasi, dan tindak
lanjut (follow up).
2. Masalah
perencanaan karir yang rendah dari siswa di tengarai di sebabkan oleh beberapa
hal yakni : (1) Kepercayaan diri yang kurang pada klien dalam menyusun cita-cita,
(2) Merasa diri tidak menarik/minder,(3) Tidak kuat mental /malu.
3.
Bantuan yang diberikan kepada siswa yang
bertujuan membantu menyelesaikan masalahnya yakni : (1) Pemberian bantuan
konseling gestalt dengan teknik kursi kosong, dan (2) Konseling Perorangan (
KPO )
B.
Saran
Adapun
berdasarkan dari studi kasus yang telah di lakukan, terdapat beberapa saran
antara lain :
1.
Bagi konselor, sebaiknya lebih dalam
memperhatikan perkembangan yang sedang terjadi pada siswa. Jika memungkinkan di
lakukan penindaklanjutan atas masalah yang di alami siswa dalam kasus ini.
2. Bagi
Orang tua siswa / konseli, hendaknya
meningkatkan hubungan komunikasi yang efektif dengan siswa sehingga siswa/konseli
ini dapat berkembang secara optimal.Orang tua juga hendaknya lebih memperhatikan kebutuhan siswa
/ konseli terutama kebutuhan psikis dan fisiknya, sehingga didapat pemahaman
tentang siswa untuk mencegah permasalahan yang dialami siswa semakin melebar.
3. Bagi
siswa / konseli, Klien
hendaknya lebih bisa kooperatif dengan praktikan, konselor ataupun orang-orang
yang dapat membantu pemecahan masalah klien sehingga memudahkan proses
penyelesaian masalah.
DAFTAR
PUSTAKA
Corey,
Gerald. 2010. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung : PT. Refika
Aditama.
Teknik
Kursi kosong. http://diocheetdya.blogspot.com/2010/04/teknik-kursi-kosong.html.
Di akses tanggal 8 Mei 2013.
Lampiran
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN
DAN KONSELING
LAYANAN
KLASIKAL
SMA
PAB 9 PATUMBAK
1. Tugas
perkembangan
: Pemahamandiri
2. Materi/Topik
Bahasan :
Cara Meningkatkan Percaya diri
3. Bidang
Bimbingan : Bimbingan Pribadi
4. Fungsi
Layanan
: Pembelajaran dan Pemahaman
5. Sasaran Layanan/Semester
: Kelas XI
6. Tempat Penyelenggaraan
: Ruang Kelas
7. Waktu Penyelenggaraan
: 12 Agustus 2016
8. Pihak-pihak yang
dilibatkan : Wali kelas, Guru mata pelajaran dan siswa kelas XI
9. Metode
: Diskusi, Praktek
10. Tujuan
layanan
: Siswa memahami meningkatkan rasa percaya diri.
11. Uraian
Kegiatan/Skenario :
Tahapan Kegiatan
|
Guru Pembimbing
|
Peserta didik
|
Waktu
|
1.Kegiatan pembukaan
|
aMembuka salam dan berdoa
bMenjelaskan topik “cara
meningkatkan percaya diri”
c.Membuat kelompok 5 orang
|
aMenjawab salam dan berdoa
b.Mengikuti topiknya
c.Membentuk kelompok
|
|
2.
Kegiatan inti
-Mengamati
|
a.Membagikan print out materi
percaya diri
b.Meminta siswa membaca print out
Memfasilitasi siswa yang bertanya
|
|
|
3.
Kegiatan penutup
|
Ice breaker dengan games
|
12. Sumber/Bahan dan
alat : Laptop, Alat
tulis
13. Rencana
penilaian
:
- Penilaian Proses : Dilaksanakanpadasaatpemberianlayananberlangsungdengancaramengamatikeaktifan,
kesungguhandankeantusiasansiswadalammenerimalayanan yang diberikan
- Penilaian
Hasil : dilaksanakan setelah kegiatan pemberian layanan selesai
dilaksanakan dengan cara :
a. Laiseg : memberikan formulir laiseg yang harus diisi
oleh siswa tentang pemahaman layanan
yang sudah diberikan (langsung setelah memberikan layanan)
b. Laijapen :
mengevaluasi sejauh mana siswa dapat mengaplikasikan
(setelahsiswamelaksanakanlayanan)
c. Laijapang
: mengevaluasi sejauh manasiswa benar-benar konsisten dalam melaksanakan layanan
bimbingan (jangka panjang)
14. Catatan khusus :
Medan, Juni 2016
Mengetahui,
Kepala SMA PAB 9 PATUMBAK
Guru BK
Drs. H.Abdul Rahman,M.Pd .
Budi Hariyanto,S.Pd