Selamat Datang Di Blog Syawaluddin Nainggolan
Terima kasih atas kunjungan Anda di blog Syawaluddin Nainggolan,
semoga apa yang saya share di sini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk orang banyak.

PENELITIAN KASUS TENTANG KEPERCAYAAN DIRI YANG RENDAH PADA SISWA DAN PENANGANANNYA


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Yang telah memberikan karunia dan lindungan-Nya disertai keteguhan dan kesabaran hati,begitu besar rasa syukur yang dirasakan, karena berkat Ridho-Nyalah sehingga akhirnya laporan studi kasus ini dapat diselesaikan. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan Pribadi/Sosial.
Laporan  ini berisi  hasil studi kasus yang dilakukan selama beberapa waktu di salah satu rumah siswa di patumbak.
Dalam penulisan ini,  penyusun menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari semua pihak tidak mungkin dapat diselesaikan. Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang tak terhingga penyusun sampaikan terutama kepada Segenap pihak  yang telah banyak membantu kelancaran studi kasus ini, juga kepada Dosen pembimbing dalam mata kuliah Bimbingan Pribadi Sosial atas bimbingannya, beserta rekan-rekan sejawat yang telah banyak berpartisipasi.
Dengan rasa rendah hati, Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi penyajian, penulisan, dan penggunaan tata bahasa. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikkan dimasa yang akan datang. Walaupun demikian penyusun mengharapkan laporan studi kasus ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan,  12 Juni 2016

Penyusun





DAFTAR ISI


Kata Pengantar………………………………………………………………………….....
Daftar Isi……………………………………………………………………………………

BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………………….
A.    Latar Belakang……………………………………………………………………..
B.     Tujuan………………………………………………………………………………
C.    Lokasi dan Waktu………………………………………………………………….
D.    Metode………………………………………………………………………………

BAB II. PEMBAHASAN………………...………………………………………………...
A.    Identifikasi……………………………………………………….………………....
B.     Diagnosis………………………………………..………………………………......
C.    Prognosis……………………………………………………………………...........
D.    Treatment………………………………………………………………………..…
E.     Evaluasi……………………………………………………………………………..
F.     Tindak Lanjut……………………………………………………………………...

BAB III. PENUTUP……………………………………………........................................
A.    Kesimpulan…………………………………………………………………………
B.     Saran……….………………………………………………………………............

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...………….
LAMPIRAN……………………………………………………………………...…………

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setiap siswa yang ada tentunya mempunyai masalah dan akan sangat beragam. Permasalahan yang ada dalam lingkungan siswa dapat bersifat pribadi, sosial, belajar, atau karier. Oleh karena keterbatasan kematangan siswa dalam mengenali dan memahami hambatan maka sebagai konselor yang berkompeten, sudah turut ambil andil di dalamnya dalam penanganannya.
Konselor sekolah mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan dan membantu siswa agar dapat mengembangkan potensinya secara utuh. Adapun salah satu cara yang dapat di ambil untuk dapat membantu klien yang mengalami masalah adalah dengan menggunakan studi kasus.
Studi kasus adalah suatu cara memperoleh data selengkap-lengkapnya tentang individu. Data tersebut diolah dan dianalisis, kemudian hasilnya akan dapat digunakan untuk menduga permasalahan dari individu, sehingga dapat di berikan layanan bimbingan dan/konseling setepat mungkin. Melalui studi kasus ini seorang konselor akan dapat memahami siswanya secara mendalam. Konselor akan mampu memperoleh informasi tentang sebab-sebab timbulnya masalah serta untuk menentukan langkah-langkah penanganan terhadap masalah yang dialami siswa tersebut.
Berdasarkan dari pemaparan yang ada di atas maka dari itu  dilakukan studi kasus secara nyata dirumah klien yang bersangkutan untuk mendalami suatu permasalahan dari dirinya.

B.     Tujuan
Tujuan yang yang ingin dicapai dari kegiatan studi kasus ini adalah:
1.      Untuk Memperoleh gambaran tentang penelitian yang berupa studi kasus dan mempersiapkan diri dalam penyusunan skripsi disemester atas.
2.      Untuk Memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Pribadi/Sosial.




C.    Lokasi dan waktu
Adapun lokasi dan waktu pelaksanaan praktek lapangan sebagai berikut :
1.      Lokasi / Setting
Kegiatan ini berlangsung dirumah klien di Jl. Pertahanan Ujung Desa Patumbak 1, Dusun V Kongsi No 99
2.      Waktu
Pelaksanaan studi ini dilaksanakan pada tanggal 07 Mei 2016.

D.    Metode Pengumpulan Data
Dalam kegiatan studi kasus ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data yakni melalui wawancara dengan penjelasan sebagai berikut :
·         Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data tentang anak atau individu lain dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face to face relation). Wawancara dalam studi kasus ini selain di lakukan dengan siswa bersangkutan / konseli juga di lakukan dengan guru Bk .










BAB II
PEMBAHASAN

A.    Identifikasi

a.      Identifikasi kasus
Identifikasi kasus adalah menyangkut siapa individu atau sejumlah individu yang dapat ditandai atau diduga bermasalah atau memerlukan layanan bantuan. Berikut adalah siswa yang dijadikan siswa kasus / konseli.
·         Data berdasarkan biodata siswa
Keterangan Pribadi
1.      Nama Lengkap                        :  HM ( Inisial)
2.      Kelas                                       :  XI
3.      Sekolah                                   :  SMA  PAB 9 PATUMBAK
4.      Jenis Kelamin                          :  Perempuan
5.      Tempat tanggal lahir               :  Patumbak, 04 April 1998
6.      Agama                                     :  Islam
7.      Cita-Cita                                 :  Guru
8.      Hoby                                       :  Membaca buku
9.      Alamat Rumah                        :  Jl. Pertahanan Ujung Desa Patumbak 1
10.  Suku                                        :  Jawa
11.  Kewarganegaraan                   :  Indonesia
12.  Bahasa sehari – hari                :  Indonesia
Keadaan Jasmani
1.      Tinggi badan                           :  145  cm
2.      Berat badan                             :   42    kg
3.      Warna kulit                             :  Sawo matang kecoklatan
4.      Warna rambut                         :  Hitam
5.      Bentuk muka                           :  Bulat
Keterangan Tempat Tinggal
1.      Tinggal Dengan                       : Orang tua.
2.      Ke sekolah Dengan                 : Jalan kaki .
Keterangan Lainnya
1.      Penampilan
Ekspresi Wajah                       :  Datar dan
Kerapian                                  :  Cukup dan perlu ditingkatkan.
Suara                                       :  Pelan
2.      Tipe Pergaulan                        :  Suka menyendiri, pendiam
3.      Kegiatan Di Luar Sekolah      :  -
·         Data  berdasarkan wawancara
Dari hasil wawancara dengan siswa / konseli di dapatkan informasi tentang pribadi sosialnya yaitu :
-    Tidak begitu percaya diri untuk memiliki sebuah cita-cita
-    Malu berbicara dikhalayak ramai
-    Merasa diri kurang menarik









b. Identifikasi masalah
Dari berbagai informasi yang telah diperoleh melalui pengumpulan data seperti wawancara, maka gambaran umum permasalahan yang diperoleh menyangkut pada bidang pribadi dan sosialnya. Adapun karakteristiknya di jabarkan sebagai berikut :
·         Ketidakpercayaan diri dalam menyusun cita-cita.
·         Malu.
·         Merasa diri kurang menarik.

B.     Diagnosis
Diagnosa merupakan kegiatan yang diambil untuk menetapkan faktor-faktor penyebabnya berdasarkan hasil identifikasi masalah. Oleh karena itu, berikut akan dijabarkan mengenai hasil dari diagnosa yang diperoleh yakni meningkatkan rasa percaya diri yang rendah dalam hal ini dalam menentukan cita-cita.
Masa remaja adalah masa yang sangat penting bagi perkembangan pada masa-masa selanjutnya, karena masa remaja menjadi dasar berhasil atau tidaknya seseorang menjalani kenyataan hidup pada masa selanjutnya. Pada masa ini remaja akan berusaha menemukan jati diri, mencapai kemandirian emosional, kematangan hubungan social, dan mempersiapkan diri
rasa percaya diri merupakan suatu bentuk keyakinan akan kemampuan yang dimilikinya sendiri, tanpa adanya rasa takut, khawatir maupun jenis tekanan perasaan lainnya. Coba Anda bayangkan, ketika Anda memiliki mental yang kuat dan rasa percaya diri yang baik, maka Anda akan memiliki energi, atau semangat tersendiri dalam mewujudkan impian dan cita-cita Anda dengan baik.
Namun, tidak semua orang bisa memiliki mental yang kuat dan rasa percaya diri yang baik. Bahkan, didunia ini semua orang pernah mengalami rendah diri atau perasaan untuk tidak percaya diri dan mengalami tekanan perasaan seperti gelisah, minder, grogi, dan yang lainnya. Hal yang wajar ketika Anda mengalami mental blok, atau tekanan perasaan ketika Anda baru pertama kali melakukan hal itu. Yang menjadi tidak wajar adalah ketika Anda merasakan berbagai macam tekanan atau mental Anda selalu lemah padahal tidak ada penyebab yang pasti. Atau Anda yang memiliki berbagai macam skill, bakat, kemampuan serta berwawasan tinggi merasa minder, takut untuk melakukan hal yang mudah bagi diri Anda.
Jadi disimpulkan bahwa masalah yang di alami siswa / konseli di sebabkan faktor antara lain yaitu :
1.      Kepercayaan diri yang kurang pada klien dalam menyusun cita-cita.
2.      TIdak kuat mental
3.      Minder

C.    Prognosis
Prognosis merupakan estimasi alternatif pemecahan masalah yang mungkin di lakukan berdasarkan hasil diagnosis.
Dari hasil diagnosis diatas, maka rencana bantuan/ treatmen yang dapat diberikan kepada siswa / konseli dalam usaha untuk memecahkan masalahnya yaitu :
1.      Pemberian bantuan konseling gestalt dengan teknik kursi kosong
2.      Bimbingan pribadi melalui konseling perorangan (KPO).
Pengambilan bentuk treatmen di dasari pada beberapa landasan yang berkaitan dengan permasalahan siswa / konseli. Pertama pemberian bantuan konseling gestalt dengan teknik kursi kosong di dasari karena adanya unsur ketidakpercayaan diri yang di temukan pada diri konseli yang menyebabkan ia bingung akan hidup ke depannya. Konsep dari pendekatan gestalt dengan teknik kursi kosong sendiri adalah untuk membantu konseli dalam memecahkan masalah-masalah interpersonal yang ada dalam dirinya, seperti rasa kurang percaya diri tadi, sehingga konseli bisa memiliki kesadaran secara utuh akan dirinya, dan ia akan mencari dan menemukan apa yang di perlukan untuk dirinya. Konseli akan menjadi sadar akan apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka melakukan itu, dan bagaimana mereka mengubah diri dan pada waktu yang sama untuk belajar menerima dan menghargai diri mereka sendiri. Di harapkan mereka akan menyadari bahwa percaya diri sangat penting untuk kehidupan mereka lebih baik ke depannya.
Kedua adalah pemberian bimbingan dan konseling kelompok (KPO). Dengan konseling ini individu akan diberikan penguatan untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan rasa percaya diri melalui face to face atau tatap muka.  

D.    Treatment
Treatment atau lazimnya disebut perlakuan merupakan tindakan menetapkan dan melakukan cara yang tepat dalam mengatasi kesulitan atau masalah kasus dengan program yang teratur dan sistematis.
Adapun treatment bantuan yang dapat di berikan kepada konseli yaitu :
1.      Pemberian bantuan konseling gestalt dengan teknik kursi kosong, di gunakan untuk membantu konseli dalam memecahkan masalah-masalah interpersonal yang ada dalam dirinya.
Tahapan pemberian bantuan konseling gestalt dengan kursi kosong di laksanakan sebagai berikut :
a.       Praktikan  memberitahukan bagaimana aturan main dari permainan peran ini.
b.      Siswa diminta agar ia bisa menghadapkan suatu situasi, dimana, kapan ia harus berperan sebagai top dog dan kapan ia harus memainkan peran sebagai under dog.
c.       Saat ia bermain peran dalam teknik kursi kosong, siswa diminta agar benar-benar memainkan perannya sesuai dengan kondisi sebenarnya (serius). Contoh saat ia senang ia harus dapat mengungkapkan kegembiraannya tersebut begitu sebaliknya saat ia sedang sedih ia harus dapat mengungkapkan perasaannya tersebut. Dalam hal ini siswa perlu secara sungguh-sungguh memperlihatkan bagaimana keadaan optimis dan pesimisnya akan masalah cita-citanya.
d.      Setelah permainan peran berakhir siswa diminta untuk mendignosis akan perasaan-perasaan yang dialaminya.
e.       Mengevaluasi seberapa evektif akan keberhasilan dalam pengungkapan perasaan siswa.

2.      Bimbingan Konseling Individu (KPO)
Memberi treatment dengan cara memberikan penguatan berupa tips-tips agar individu dapat meningkatkan rasa percaya diri,yaitu :
Ø  Kenali rasa ketidaknyamanan yang Anda rasakan saat ini dan buanglah rasa yang membuat Anda tidak nyaman itu.
Ø  Jadilah diri sendiri dan jangan mencoba untuk meniru orang lain, jika Anda tidak punya kemampuan untuk meniru.
Ø  Gali kemampuan yang anda miliki
Ø  Biasakan untuk melatih mental Anda, terutama dalam berbicara dan berpendapat
Ø  Pengetahuan yang luas dengan sendirinya mampu untuk meningkatkan rasa percaya diri Anda
Ø  Jangan pernah takut untuk mencoba
Ø  Saat pertama kali melakukan akan terasa sulit, namun kesulitan itulah yang akan membuat Anda lebih percaya diri
Ø  Tidak mencoba untuk diam ditempat, karena tindakan yang Anda lakukan merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi percaya diri Anda yang lemah
Ø  Berpenampilan rapi, menarik dan sopan
Ø  Berperan aktif dalam sebuah organisasi.
Ø  Raih masa depan yang gemilang

E.     Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu cara yang ditempuh untuk melihat seberapa jauh efek atau pengaruh yang diberikan bagi pemecahan masalah yang ada. Segi keberhasilan dan tidaknya perlakuan yang telah diberikan dijabarkan sebagai berikut :
1.      Dari sisi keberhasilan
a.       Siswa bersangkutan mengetahui informasi tentang tips meningkatkan rasa percaya diri.
b.      Siswa menyadari akan masalahnya.
2.      Dari sisi ketidakberhasilan
a.       Siswa masih belum menampakkan rasa percaya diri yang diharapkan.
b.      Siswa kurang mau berpartisipasi dalam konseling yang dilakukan, akibatnya proses konseling agak terhambat karena siswa begitu tak mau membuka diri.




F.     Tindak Lanjut ( Follow Up )
Tindak lanjut (Follow Up) merupakan upaya yang dilakukan konselor untuk mengikuti perkembangan klien selanjutnya. Tindak lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kemajuan yang dialami klien atas bantuan yang telah diberikan.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan ini antara lain :
  1. Memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu giat belajar dan percaya sepenuhnya pada kemampuan yang  dimilikinya, sehingga ia mampu menata cita-citanya dengan penuh percaya diri sesuai potensinya.
  2. Menyarankan kepada guru pamong BK agar senantiasa memberikan perhatian kepada siswanya, khususnya dalam belajar serta memberikan motivasi kepada siswa dalam pembelajarannya.. Selain itu, orang tua juga perlu di beritahukan agar mendukung keinginan siswa yang berhubungan dengan cita-citanya.












BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil studi kasus yang dilaksanakan dirumah klien maka di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Studi kasus adalah suatu cara memperoleh data selengkap-lengkapnya tentang individu, terdiri dari identifikasi, diagnosis, prognosis, treatmen, evaluasi, dan tindak lanjut (follow up).
2.      Masalah perencanaan karir yang rendah dari siswa di tengarai di sebabkan oleh beberapa hal yakni : (1) Kepercayaan diri yang kurang pada klien dalam menyusun cita-cita, (2) Merasa diri tidak menarik/minder,(3) Tidak kuat mental /malu.
3.      Bantuan yang diberikan kepada siswa yang bertujuan membantu menyelesaikan masalahnya yakni : (1) Pemberian bantuan konseling gestalt dengan teknik kursi kosong, dan (2) Konseling Perorangan ( KPO )

B.     Saran
Adapun berdasarkan dari studi kasus yang telah di lakukan, terdapat beberapa saran antara lain :
1.      Bagi konselor, sebaiknya lebih dalam memperhatikan perkembangan yang sedang terjadi pada siswa. Jika memungkinkan di lakukan penindaklanjutan atas masalah yang di alami siswa dalam kasus ini.
2.      Bagi Orang tua siswa / konseli, hendaknya meningkatkan hubungan komunikasi yang efektif dengan siswa sehingga siswa/konseli ini dapat berkembang secara optimal.Orang tua juga  hendaknya lebih memperhatikan kebutuhan siswa / konseli terutama kebutuhan psikis dan fisiknya, sehingga didapat pemahaman tentang siswa untuk mencegah permasalahan yang dialami siswa semakin melebar.
3.      Bagi siswa / konseli, Klien hendaknya lebih bisa kooperatif dengan praktikan, konselor ataupun orang-orang yang dapat membantu pemecahan masalah klien sehingga memudahkan proses penyelesaian masalah.
DAFTAR PUSTAKA

Corey, Gerald. 2010. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung : PT. Refika Aditama.
Teknik Kursi kosong. http://diocheetdya.blogspot.com/2010/04/teknik-kursi-kosong.html. Di akses tanggal 8 Mei 2013.


















            Lampiran
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN DAN KONSELING
LAYANAN KLASIKAL
SMA PAB 9 PATUMBAK

1.      Tugas perkembangan              : Pemahamandiri
2.      Materi/Topik Bahasan            : Cara Meningkatkan Percaya diri
3.      Bidang Bimbingan                  : Bimbingan Pribadi
4.      Fungsi Layanan                       : Pembelajaran dan Pemahaman
5.      Sasaran Layanan/Semester     : Kelas XI
6.      Tempat Penyelenggaraan       : Ruang Kelas
7.      Waktu Penyelenggaraan         :  12 Agustus 2016
8.      Pihak-pihak yang dilibatkan   : Wali kelas, Guru mata pelajaran dan siswa kelas XI
9.      Metode                                    : Diskusi, Praktek
10.    Tujuan layanan                        : Siswa memahami meningkatkan rasa percaya diri.

11.   Uraian Kegiatan/Skenario       :
Tahapan Kegiatan
Guru Pembimbing
Peserta didik
Waktu
1.Kegiatan pembukaan
aMembuka salam dan berdoa
bMenjelaskan topik “cara meningkatkan percaya diri”
c.Membuat kelompok 5 orang
aMenjawab salam dan berdoa
b.Mengikuti topiknya


c.Membentuk kelompok
2.      Kegiatan inti




-Mengamati
a.Membagikan print out materi percaya diri
b.Meminta siswa membaca print out
Memfasilitasi siswa yang bertanya





3.      Kegiatan penutup
Ice breaker dengan games


12.      Sumber/Bahan dan alat           : Laptop, Alat tulis
13.      Rencana penilaian                   :
-         Penilaian Proses : Dilaksanakanpadasaatpemberianlayananberlangsungdengancaramengamatikeaktifan, kesungguhandankeantusiasansiswadalammenerimalayanan yang diberikan
-        Penilaian Hasil   : dilaksanakan setelah kegiatan pemberian layanan selesai dilaksanakan  dengan cara :

a.    Laiseg       : memberikan formulir laiseg yang harus diisi oleh siswa tentang pemahaman  layanan yang sudah diberikan (langsung setelah memberikan layanan)
b.    Laijapen  : mengevaluasi sejauh mana siswa dapat mengaplikasikan
(setelahsiswamelaksanakanlayanan)
c.    Laijapang : mengevaluasi sejauh manasiswa benar-benar konsisten dalam melaksanakan layanan bimbingan  (jangka panjang)

14. Catatan khusus         :

Medan, Juni 2016
Mengetahui,
Kepala SMA PAB 9 PATUMBAK                                            Guru BK




Drs. H.Abdul Rahman,M.Pd .                                     Budi Hariyanto,S.Pd


Enter your email address to get update from Syawaluddin Nainggolan.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

Copyright © 2013. Artikel Bagus - All Rights Reserved | Template Created by Syawaluddin Nainggolan Proudly powered by Syawaluddin